Minggu, 23 September 2012

Pengantar Pendidikan

PENGANTAR PENDIDIKAN

Diajukan untuk memenuhi  tugas pengganti UAS Mata Kuliah Pengantar Pendidikan  


Oleh
Nunu Nurjaman
NIM 41032151111027




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
2011



Tinjauan umum berbagai landasan pendidikan

          Landasan pendidikan merupakan pegangan yang dijadikan dasar dalam penyelenggaraan pendidikan yang patut kita ketahui,berikut ini tentang pendidikan.
          Berfikir tentang suatu pendidikan,tidak salahnya kita harus tahu tentang suatu hakikat,tujuan,fungsi dan berbagai aliran dalam pendidikan.
          Dalam suatu pendidikan pasti adanya yang mendidik dan yang didik,baik dalam pelaksanaan ada pendidikan formal dan nonformal.


                                                               BAB 1
Landasan pendidikan

1               Landasan Hukum
Landasan hukum dapat diartikan peraturan baku sebagai tempat berbijak atau titik tolak dalam kegiatan-kegiatan tertentu, dalam hal ini pendidikan. Dasar yang dapat dijadikan landasan dan pegangan dalam pelaksananan pendidikan di Indonesia dari tahun ke tahun adalah UUD 1945.
2               Landasan Pilsafat
Dalam artian yang sangat luas, dapatlah dikatakan bahwa filsafat  pendidikan ialah pemikiran-pemikiran filsafat tentang pendidikan. Pengertian lain, filsafat pendidikan ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai ke akar-akarnya mengenai pendidikan.
            Dewey (dalam M. Sobry Sutikno, 2006) berpendapat bahwa tugas filsafat merupakan garis-garis arah bagi perbuatan. Filsafat tidak boleh tenggelam dalam pemikiran metapisik yang sama sekali tidak berpaedah. Filsafat harus berpijak pada pengalaman dan menyelidiki serta mengolah pengalaman tersebut secara aktif dan kritis.
            Adapun beberapa aliran filsafat pendidikan yang perlu kita pahami, berikut ini:
1        Esensialis, filsafat pendidikan esensialis bertitik tolak dari kebenaran yang telah terbukti beabad-abad lamanya. Kebenaran seperti itulah yang esensial, yang lain adalah suatu kebenaran secara kebetulan saja. Pendidikan tekanan pembentukan intelektual dan logika.
2        Paranialis, kebetulan paranialis ada pada wahyu tuhan.
3        Progresivis, menurut filsafat ini, tidak ada tujuan yang pasti. Tujuan dan kebenaran itu bersifat relative. Apa yang sekarang yang dipandang benar karna dituju dalam kehidupan, tahun depan belum tentu tetap benar. Ukuran keberan ialah yang berguna bagi kehidupan manusia pada hari ini.
4        Rekonstruksionis. Filsafat pendidikan rekonstruksionis mrupakan variasi dari progresivis, yang mengiginkan kondisi pada umumnya harus diperbaiki.
5        Eksistensialis, eksistensialis berpendapat bahwa kebenaran adalah eksistensi atau adanya individu manusia itu sendiri. Adanya manusia di dunia ini tidak punya tujuan dan kehidupan menjadi terarah karena adnya manusia. Manusia adalah bebas, akan menjadi apa orang itu ditentukan oleh keputusan dan komitmennya itu sendiri.
3        Landasan Sejarah
Sidi gazalba menjelaskan bahwa sejarah adalah gambaran masalalu tentang manusia dan sekitarnya sebagai mahluk sosial, yang disusun secara ilmiah dan lengkap, meliputi uratan fakta massa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertian dan kepahaman tentang apa yang berlaku.
            Proses pendidikan sebenarnya telah berlangsung sepanjang sejarah manusia dan berkembang sejalan dengan perkembangan sosial budaya manusia itu sendiri diatas permuakaan bumi. Tokoh-tokoh pendidik Indonesia diantanya ialah Mohamad Safei sebagai pendiri sekolah INS atau Indonesisch Nederlandse School di Sumatra Barat. Ki Hajar Dewantara sebagai pendiri taman siswa di Yogyakarta, dan Kyai Haji Ahmad Dahlan yang mendiriksn organisasi agama islam yaitu Muhamadiyah di Yogyakarta, yang kemudian berkembang menjadi pendidikan agama islam.
4          Landasan Sosial Budaya
            Landasan Sosial mengacu kepada hubungan antara individu, antarmasyarakat, dan individu secara alami, artinya asapek itu telah ada sejak manusia dilahirkan.sama halnya sosial, aspek budaya inipun sangat berperan dalam proses pendidikan proses pendidikan proses sosial dimulai dari interaksi dan dalam proses sosial itu selalu terjadi interaksi sosial. Pendidikan harus memperhatikan aspek komunikasi yang bersifat transaksional (mulitiarah) yang memberikan porsi perhatian yang sama dan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk memberikan kritik, saran dan usul-usulan, serta pertanyaan-pertanyaan sebagi upaya pemberdayaan peserta didik dan perlu menyesuaikan dengan konteks sosisl budaya yang ada sehingga dapat menyerap nilai dari lingkup budayanya dengan akar budaya masyarakatnya.
5          Landasan Psikologi
            Landasan psikologi merupakan dasar-dasar pemahaman dan pengkajian sesuatu dari sudut karakteristik dan perilaku manusia, khhususnya manusia sebagai individu. Dasar-dasar pemahaman dan pengakajian tersebut diambil dari suatu cabang ilmu yang disebut psikologi. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari manusia. Jiwa itu sendiri adalah roh dalam keadaan mengendalikan jasmani, yang dapat dipengaruhi oleh alam  sekitar. Karena itu jiwa dapat dikatakan inti dan kendali kehidupan manusia, yang berada dan melekat dalam manusia itu sendiri.
6          Landasan Ekonomi
            Di era informasi ini, sebagian besar manusianya cenderung meangutamakan kesejahteraan materi dibanding kesejahteraan rohani, membuat ekonomi mendapat perhatian yang sangat besar. Sebagian besar  dari mereka ingin hidup enak dalam arti jasmaniah.
            Keenam aspek diatass perlu menjadi landasan bagi kita dalam memahami serta mengembangkan dunia pendidikan.dengan demikian kita bisa menemukan hakekat pendidikan bisa tercapai.
            Sesuai ucapan Dr.Guninng yang dikutip Langeveled (1955) yaitu ”praktek tanpa teori adalah orang idiot dan gila”.




BAB II
Hakekat Pendidikan

A. Hakekat Pendidikan
1          Marimba
            Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadiaan yang utama.
2          Bojonegoro
            Pendidikan adalah pemberian tuntunan kepada manusia yang belum dewasa untuk menyiapkan dirinya agar dapat memenuhi sendiri tugas hidupnya, secara singkat, pendidikan adalah tuntunan kepada pertumbuhan manusia mulai lahir sampai tercapainya kedewasaan dalam arti jasmani atau rohani.
3          Driyakara
            Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia muda.
4          Crow and Corw
            Pendidikan adalah proses yang berbagai macam kegiatan yang cocok bagi individu untuk kehidupan sosialnya,membantyu meneruskan adat dan budaya serta kelembagaan sosial dari generasi ke generasi.
5          John Dewey (1978)
            Pendidikan adalah segala sesuatu yang bersamaan dengan pertumbuhan pendidikan sendiri tidak piunya tujuan akhir di balik dirinya.


6          Ki Hajar Dewantara
            Pendidikan berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi perti(kekutan batin) pikiran,(intelek),dan jasmani anak.
7          Dalam GBHN tahun 1973
            Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadiaan dan kemampuan di dalam dan diluar sekolah yang berlangsung seumur
Hidup.
8          UU RI No 2 Tahun 1918
            Pendidikan adalah usaha sadrar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan ,pengajaran,dan atau latihan bagi perannya masa dimssa yangakan datang.
B.Tujuan Pendidikan
            Tujuan pendidikan berhubbungan dengan erat dengan tujuan dan pandangan hidup si pendidik.untuk mendidik diperlukan suatu syarat yang mutlak, syarat itu adalah si pendidik harus telah memiliki (mempersatukan diri) dengan norma-norma tertentu sehingga ia merupakan orang yang berkepribadian.
            Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang dicapai oleh peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan.seluruh kegiatan pendidikan, yaitu pembibingan, pengajaran dan pelatihan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan.
            Langeveld (1978), menyebutkan lima tujuan pendidikan, yaitu :
B.1 Tujuan umum
            Tujuan umum pendidikan adalah membantu perkembangan anak untuk mencapai kedewasaan,orang tua wajib membantu anak untuk mencapai kedewasannya.tanpa bantuan orang tua dan orang dewa pada umumnya,anak tidak akan bisa mencapai kedewasaan secara utuh.
B.2 Tujuan tak sempurna
            Tujuan tak sempurna adalah tujuan yang berhungan dengan segi-segi kepribadian manusia yang tertentu yang hendak dicapai dengan pendidikan itu, yaitu segi-segi yang berhungan dengan nilai-nilai hidup tertentu, seperti keindahan, kesusilaan, keagamaan, kemasyarakatan, dan keseksualan.tujuan tak sempurna ini bergantung dan tidak dapat terlepas dari tujuan umum.
B.3 Tujuan sementara
            Tujuan sementara merupakan titik-titik perhatian sesuai taraf perkembangan anak yang menuju kepada tujuan umum pendidikan.kita ketahui usia anak berbeda-beda sehingga kemampuan yang kita harapkan dari masing-masing anak juga berbeda sesuai dengan tingkat perkembangan masing-masing anak.
Contoh tujuan sementara, misalnya kita melatih anak agar bisa berbicara sampai anak itu bisa berbicara.dan setelah bisa berbicara dengan baik dan benar anak itu kita ajarkan untuk bertindak sopan santun terhadap sesama manusia dan lingkungannya.
B.4 Tujuan perantara
            Tujuan ini erat kaitannya dengan tujuan sementara.misalnya, kita mengharapkan agar anak atau peserta didik bisa menulis. Ini merupakan tujuan sementara. Adapun teknik penguasaan teknik memegang pensil merupakan tujuan perantara.
B.5 Tujuan insidental
            Tujuan merupakan tujuan yang ingin dicapai untuk satu waktu saja,tetapi pada waktu yang lain tidak dikehendaki lagi.
            Contoh, misal seorang ibu menyuruh atau memanggil anaknya untuk makan bersama si ibu menuntut agar perinntahnya dipatuhi atau dituruti oleh anaknya. Dalam situasi lain, si ibu tidak lagi mengulangi tuntutan kepatuha itu dan hanya bersikap netral saja.
            Contoh tersebut merupakan tujuan insidentalnya (agar) agar anak-anak mematuhi ibunya pada saat pertama saja tetap tidak pada saat berikutnya.
C. Fungsi pendidikan di Indonesia
            Secara garis besar ,Noeng muhadjir (2000) mengemukakan tiga fungsi pendidikan, yaitu
1.      Menumbuhkan kretivitas subjek didik
2.      Memperkaya khasanah budaya manusia dan nilai-nilai insani atau nilai ilahi
3.      Menyipakan tenaga kerja yang produktif
Di samping itu,fungsi pendidikan juga dapat ditinjau dari dua segi, yaitu pendidikan mikro dan pendidikan makro.
            Pendidikan mikro ialah untuk mendewasakan manusia yang belum dewasa agar kepribadian dan kemampuannya berkembang secara serasi, baik segi jasmani maupun rohani.baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sisial dan sebagi makhluk dunia maupun akhirat.pendidikan mikro inni lebih menitik beratkan pada individu peserta didik.
            Sedangakan fungsi pendidikan makro ialah harus dapat membentuk dan membina masyarakat luas agar dapat hidup makmur, bahagia dan sejahtera serta aman dan damai.
Sebagai mana telah termaktub dalam pasal 3 Undang-Undang RI No.2 Tahun 1989, disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewyjudkan tujuan nasional.fungsi pendidikan tersebut merupakan sarana tercapainya pendidikan umum.

D. Berbagai aliran dalam pendidikan
            Ada tiga aliran yang melandasi penyelenggaraan pendidikan, yaitu :
D.1 Teori Natisme/Naturalisme
            Tokoh yang mempelopori teori natisme ini adalah Arthur Schopenhauer, yang berpendapat bahwa faktor pembawaan yang telah dibawa sejak lahir tidak dapat diubah oleh pengaruh lingkungan atau pendidikan. Jika sejak lahir manusia membawa potensi baik maka perkembangan pribadinya akan baik, sebaliknya jika manusia membawa potensi yang kurang baik maka nantinya perkembangan pribadinya tidak baik pula.
            Jadi, teori Nativisme ini berpendapat bahwa tiap-tiap anak sejak lahir sudah mempunyai berbagai pembawaan yang akan berkembang sendiri menurut arahnya masing-masing. Teori ini menekankan pada kodrat anak.asfek pengaruh lingkungan dan peran pendidik diabaikan karena dianggap bersifat negative terhadap anak.
D.2 Teori Empirisme/pengalaman
            Teori empirisme ini dipelopori oleh John  lock, yang dikenal dengan sebutan teori tabularasa. Lock berpendapat bahwa pendidikan adalah maha kuasa dan teori ini mengatakan bahwa anak yang baru lahir di ibaratkan sebagai kertas putih bersih yang belum ditulis. Anak dapat dibentuk sekehendak pendidiknya.pendidikan dan lingkungan berkuasa dalam pembentukan anak.
            Ada beberapa pendapat yang hamper sama dengan john lock yaitu teori Behaviorisme, yang di kemukakan oleh paplov dan Watson mengatakan bahwa pendidikan adalah masalah pembiasaan.
            Jadi, aliran behaviorisme senada dengan teori tabularasa,yaitu tidak mengakui adanya pembawaan, keturunan, atau sifat turun-temurun.semua pendidikan menurut aliran behavior merupakan pembentukan kebiasaan.
D.3 Teori konvergensi
            Teori ini dipelopori oleh Willion Stern yang menolak atau tidak setuju dengan teori nativisme dan teori empirisme yang berat sebelah.menurut Stern, perkembangan manusia adalah hasil perpaduan kerjasama antara faktor bakat dan faktor lingkungan. Manusia memiliki potensi berkembang yang dibawa sejak lahir dan lingkungan membantunya merangsang dari luar.
            Jadi, teori Konvegensi menyatakan bahwa perkembangan anak merupakan hasil proses kerjasama antara faktor bakat atau bawaan dan faktor lingkungan termasuk pendidikan. Jika faktor bakat atau bawaan dinilai baik, perkembangan anak mungkin rusak karena faktor lingkungannya atau pendidikan yang tidak menunjang. Sebaliknya, jika faktor bakat atau bawaan sudah tidak baik, namun lingkungan pendidikan menunjang, perkembangan anak akan lebih baik.
            Ki Hajar Dewantoro mengatakan bahwa manusia dapat di ibaratkan kertas putih yang sudah ada tulisannya namun masih remang-remang. Tugas pendidik adalah menebalkan tulisan tersebut.
E. Prinsip-prinsip dasar pendidikan
            Pendidikan merupakan proses mendidik, yaitu suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, sehingga akan menimbulkan perubahan dalam dirinya. Pendidikan merupakan faktor prioritas yang perlu dibangun dan ditingkatkan mutunya.  Agar sesuai harapan maka prinsip-prinsip harus di perhatikan, yaitu prinsip kontinyu, prinsip efektif, prinsip efisien dan prinsip fleksibel.
E.1 Prinsip Relevansi
            Relevansi pendidikan merupakan kesesuaian pendidikan dengan tuntutan masyarakat dalam kehidupan. Hasil pendidikan tersebut di nilai relevan jika berguna bagi kehidupan, baik dilingkungan peserta didik, perkembangan kehidupan saat ini dan masa yang akan datang, serta relevan dengan tuntutan dunia kerja.
            Peningkatan relevansi pendidikan dapat dilakukan melalu berbagai aspek seperti melakukan penataan manajemen pendidikan.
E.2 Prinsip Efektif
            Efektif adalah ketercapaian tujuan, dengan kata lain, efektif ialah segala apa yang telah direncanakan sebelumnya bisa dicapai.
E.3 Prinsip Efisien
            Prinsif Efisien adalah keadan yang menunjukann perbandingan antara hasil yang diperoleh dengan usaha dan biaya yang dikeluarkan. Semakin kecil usaha dan biaya yang dikeluarkan, semakin Efisien. Efisien meliputi: waktu, tenaga, dan peralatan.
E.4 Prinsif Kontinyu
            Kontinyu dapat diartikan sebagi kesinambungan yang terus menerus. Kontinyu dalam hal ini ialah adanya saling hubungan antara berbagai jenis dan jenjang pendidikan.
E.5 Prinsip Fleksibel
            Pendidikan harus fleksibel tidak kaku. Yang dimaksud dengan pendidikan fleksibel adalah adanya suatu ruang gerak yang memberikan sedikit kebebasan dalam bertindak baik oleh pendidik maupun peserta didik.
            Untuk menjadikan manusia berkualitas, maka dibutuhkan pendidikan yang berkualitas pula. Pendidikan berkualitas yang kita harapkan sebaiknya lebih fleksibel, terbuka, beragam dan dapat diikuti oleh siapa saja yang membutuhkan tanpa memperhitungkan usia, jenis kelamin, pengalaman pendidikan sebelumnya dan sebagainya.



KESIMPULAN

Dengan terbukanya lembaran baru dalam dunia pendidikan dewasa ini, yaitu dengan diberinya otonomi pendidikan bagi masing-masing daerah untuk memajukan  pendidikan yang ada di daerahnya masing-masing maka menuntut kita semua untuk dapat memikirkan sekaligus berusaha bagaimana upaya yang terbaik untuk memajukan pendidikan kita saat ini guna untuk mencapai tujuan sebagaimana yang tertera dalam undang-undang 1945 alinea ke-4. Di era otonomi ini sangat dibutuhkan seseorang pendidik yang professional.
Untuk menjadi seorang pendidik yang professional, seorang pendidik diharapkan mampu memahami berbagai hal yang berhubungan dengan dunia pendidikan dan hal-hal yang terkait dengan proses pembelajaran.















Daftar pustaka
BPPN dan bank dunia.1999. School Based Manajmen. Jakarta: BPPN dan Bank Dunia.
Bridge, R.G, C.M. dan Mock P.R 1979. The determinants  of educational outcome: The impact of families,peers, teacher, and schools. Cambrige. MA:Ballinger Publishing Company.
Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.
Sutikno . M Sobari 2008.Landasan Pendidikan. Jakarta: Prospect.














KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah AWT, yang mana berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Landasan Kependidikan” ini dalam memenuhi tugas pada mata kuliah Pengantar pendidikan.
Rahmat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang mana Beliau sebagai sauri tauladan kita, semoga kita menjadi umatnya yang beriman.
Kami disini mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada dosen mata kuliah yang senan tiasa membingbing kami dalam setiap perkuliahan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan yang disebabkan oleh kekhilapan dan ketidaktahuan kami. Oleh karena itu kami mengharap kritik dan sarannya untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua sebagai penerus di masa datang. Amin...




Bandung, Februari 2012

Penyusun